Senin, 04 Februari 2013

Danau Mardido Ritual Buang CD agar Cepat Dapat Jodoh

Mungkin Sekarang orang mengenal telaga madirdo. Yaitu bertempat pada Desa Berjo,kecamatan Ngargoyoso,karang anyar, Jawa tengah. Selain sebagai objek wisata, telaga ini dikenal sebagai telaga lancar jodoh. Di dekat telaga terdapat sebuah pepunden yang sangat dikeramatkan oleh warga sekitar dan orang luar desa.

Nama pepunden tersebut Cupu Manik asta gina. Mayoritas orang yang datang adalah untuk mencari berkah. Menurut sesepuh desa tersebut yang bernama pak wiro Diarjo yang berkunjung ada yang dari rakyat biasa maupun pejabat setingkat bupati. Mayoritas mereka meminta seperti kekayaan,pamgkat,derajat hingga keselamatan diri. tetapi yang paling banyak berkunjung adalah dari kalangan wanita yang masih perawan. Agar cepat mendapatkan jodoh. Entah bagaimana asalnya sejarah namun telah sejak lama telaga tersebut bisa membuat perawan cepat mendapatkan jodoh

Hingga kini masih banyak wanita dengan status perawan tua datang ke telaga ini. Namun belakangan ini tidak hanya wanita yang datang ingin mendapatkan jodoh. tetapi banyak juga para pria jomblo baik yang masih bujang maupun yang sudah duda. Proses ritual terbilang unik. Saat terakhir proses ritual,mereka dianjurkan oleh pemandu doa untuk melarung(membuang) pakaian dalam mereka. Dapat berupa celana dalam atau BH.

Pada saat Pertama datang para pelaku ritual harus menemui sesepuh desa. Selanjutnya oleh sesepuh desa akan dipandu untuk melakukan ritual. Doa pembuka bisa dilakukan dirumah pemandu atau di telaga tersebut. Jika dilakukan di lokasi maka akan dilakukan pada pepunden keramat dekat telaga. Dan yang wajib dibawa oleh pemandu adalah dupa kemeyan untuk dibakar,bubur putih dan cok bakar. Syarat sesajen memang sudah turun temurun berlaku dan dipercaya merupakan hal yang harus ditaati jika ingin terkabul hajatnya. Karena konon penunggu telaga tersebut senang dengan sesaji tersebut.

Menurut para sesepuh dilokasi telaga tersebut dan pepunden memang dijaga oleh dua roh gaib yaitu Eyang wijaya kusuma dan Eyang ratu jayanegara. Setelah doa di pepunden selesai maka dilanjutkan berdoa pada pinggir telaga. bersama dengan doa ini jika pelaku wanita diharuskan membakar jerami dan ditunggu hingga menjadi abu. Begitu doa selesai maka si pelaku wajib madi di telaga. Dan hanya berlangsung 5 menit. Saat mandi itulah abu tadi digunakan untuk keramas. setelah selesai pelaku di wajibkan membuang salah satu pakaian dalamnya bisa memilih celana dalam atau BH. Diyakini untuk mebuang kesialan yang dianggap menyelimuti tubuh penyebab yang bersangkutan susah mendapat jodoh.

 Kedua busana tersebut memang tidak mutlak, karena para pelaku dapat membuang lainnya seperti ikat pinggang,celana atau apapun. namun disarankan membuang kedua benda yang letaknya paling rahasia. Alasannya kedua busana tersebut selalu menempel pada tubuh yang paling dalam. Jadi kesialan pun menempel pada kedua pakaian tersebut. Dengan alasan itulah diharuskan membuang kedua hal tersebut agar kesialan tidak menempel kembali.

Sekilas ritual tersebut mungkin terdengar mesum. Namun tidak demikian. Bahkan saat mandi pun pengunjung dianjurkan untuk masih memakai pakaian seperti jarit. meskipun begitu yang dikhawatirkan karena mandi dimalam hari maka dapat menimbulkan hal-hal negatif bagi warga yang lewat. Jika pelaku pria tidak perlu melakukan bakar jerami. Cukup dengan madi saja. Namun tetap diwajibkan membuang pakaian dalam mereka. Yang aneh walaupun banyak yang melakukan ritual membuang pakaian dalam, didasar danau atau dalam danau tidak terlihat pakaian tersebut tenggelam,mengapung,atau hanyut bersama arus. Keesokan harinya atau beberapa jam danau tetap bersih dan tidak terlihat sedikit pun kotoran atau benda seperti celana dalam atau BH. semua benda ritual yang dibuang lenyap dan hilang.

Semua kita kembalikan lagi pada diri kita Bahkan Allah Berfirman Mintalah kepadaku Maka akan Ku beri termasuk dalam urursan jodoh dan rejeki (sumber majalah misteri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar